__

Photobucket

Jumat, 21 Mei 2010

Lesson #2 Pengambilan Keputusan


“Haruskah saya menjalankan bisnis online ?” adalah pertanyaan yang ada dalam hati dan kepala saya. Berbagai komentar miring dari orang sekitar yang saya dapatkan ketika hal ini saya sampaikan ke mereka.  “Ngapain kamu lakukan itu? apa gak ada kerjaan lain? apa gak dianggap penipu?” dan masih banyak komentar lain yang membuat saya miris mendengarnya.
Komentar-komentar miring itu justru menjadi pemicu saya untuk menunjukkan pada mereka bahwa apa yang mereka katakan SALAH. Dengan keberanian ditambah sedikit kepepet saya mengambil KEPUTUSAN untuk menjalankan ide yang BARU BUAT SAYA, tetapi sudah dijalankan banyak ORANG  jauh sebelum saya dan mereka BERHASIL.
Sebagai petualang (baca:entrepreneur), saya harus berani mencoba untuk membuktikannya.
Didalam mengambil keputusan, pertimbangan intuisi sering kali lebih peka dari pada pertimbangan rasional (otak kanan?). Memang sebagai petualang kita harus berani menggunakan intuisi secara efektif, baik untuk mengambil keputusan dalam bisnis, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Meski kadang kita tidak menyadari prosesnya. 
Saya sangat yakin dengan kekuatan intuisi yang saya miliki (pekerjaan utama saya adalah "pekerja konstruksi", seringkali dalam tiap proyek konstruksi yang saya jalankan pertimbangan intuisi lebih menentukan daripada pertimbangan teknis). Hal itulah yang barangkali memungkinkan saya membiarkan data intuisi itu melengkapi data lain, yang akhirnya saya gunakan dalam membuat keputusan. Sehingga, saya semakin yakin, bahwa dalam menggeluti bisnis maupun kehidupan ini, sebaiknya kita tetap menggunakan intuisi. Sebab, intuisi akan ikut membuka pikiran dan memberikan nilai tambah bagi emosi kita, dan intuisi memberdayakan kita agar semakin produktif dan aktif dalam setiap situasi.
Intuisi menjadi sangat penting, tidak hanya untuk kepentingan sekarang, namun juga untuk kepentingan masa depan. Sebab, diperkirankan tantangan bisnis di masa mendatang, relative berbeda dengan sekarang. Perubahannya sangat cepat dan serba kacau, tidak menentu, sehingga sulit bagi kita untuk memprediksikannya.
Suatu tantangan dengan tingkat turbulensi yang tidak menentu semacam ini, jelas akan membuat intuisi kita semakin berperan dalam setiap mengambil keputusan. Kemungkinan ilmu manajemen yang sekarang kita geluti, masih sulit untuk bisa memecahkan berbagai tantangan yang akan terjadi di masa mendatang. Padahal, kita tentunya tetap berharap, bahwa bisnis yang kita jalani sekarang ini harus tetap terus berkembang.
Kita sebagai entrepreneur, disukai atau tidak, harus tajam dalam intuisi. Kita harus mampu berfikir cepat dan akhirnya mampu mengambil keputusan yang tepat. Saya melihat ada sesuatu yang unik pada intuisi, yakni berlawanan dengan proses nalar. Proses intuisi itu tidak linier (bermacam-macam pola), sedang proses rasional adalah linier. Itu sebabnya, mengapa kebanyakan entrepreneur dalam setiap mengambil keputusan atau langkah dalam bisnisnya, sering membuat kejutan, tidak rasional, dan berani menghadapi resiko.
Oleh karenai itu, saya setuju pendapat yang mengatakan, bahwa antara intuisi dan irasionalitas, saling berkaitan. Sebagian keputusan yang kita ambil merupakan campuran berbagai macam ingatan, gagasan, perasaan, dan fakta yang kadang-kadang saling bertentangan. Sehingga “sentuhan” intuitif itu memungkinkan kita membiarkan data intuisi itu melengkapi data lain yang akan kita gunakan untuk mengambil keputusan.

Banyak cara mengembangkan intuisi, diantaranya seperti yang dikembangkan oleh Robert K. Cooper, Phd, yaitu: terjun kedalam pengalaman, kerahkan kemampuan sedikit lebih banyak, tetap terbuka terhadap segala kemungkinan, atasi rasa takut, kenali dan cari cara untuk mengatasi apapun yang menghalanginya. Selain itu Cooper juga menyarankan, supaya peluang pengindraan harus keluar dunia bisnis, berikan perhatian ekstra kepada tanggapan pertama terhadap pertanyaan-pertanyaan, perhatikan bagaiman intuisi berkomunikasi dengan diri kita, luangkan waktu beberapa menit saja dalam sehari untuk catatan kecerdasan emosional, dan jangan lupa memperluas rasa percayadiri. Anda berani mencoba?

(dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar